TANPA JUDUL

Oleh: Mbah Khasan 13 Dhe
Budi adalah anak kecil yang berbeda dari anak-anak seumurnya, untuk makan saja ia harus menjual kayu bakar yang sudah dicarinya di tengah hutan berantara, untuk mandi ia harus berjalan kaki 7 KM dari rumahnya menuju sungai. karena tak punya kamar mandi. Al-hasil budi satu minggu mandi sekali bahkan sampai dua minggu. Budi kecil adalah bocah yang cerdas, teman-temenya berangkat sekolah Budi berangkat ANGON WEDOS, sehingga Budipun menjadi bahan ejekan setiap pagi, tapi bagi Budi sekolah tanpa cita-cita dan menyengsarakan orang tua hanyalah membuang uang, sia-sia, tak berguna. Budi adalah anak tunggal dari keluarga miskin, ia hanya hidup dengan emaknya yang sudah tua, ayahnya sudah meninggal saat ia masih berusia dua tahun, diusianya yang genap sepulah tahun ia baru merasakan betapa pentingnya ilmu, tapi bagaimana mungkin ia bersekolah?? Sementara emaknya tidak punya apa-apa, untuk makan saja sulitnya minta ampun, LA WONG mandi pakai sabun saja satu tahun sekali itu saja pas hari raya.
Dengan keadaan yang serba kekurangan, Budi tidak sedikitpun kehilangan semangatnya untuk belajar, karena ia ingin menjadi orang yang bisa menggoncangkan dunia. Sering kali ia diajak emaknya untuk mengikuti pengajian desa setiap malam ahad, salah satu ilmu yang ia dapat ialah beramal (melakukan apa saja, tanpa ilmu ditolak tak diterima) sejak itulah ia bertekad untuk mendapatkan ilmu dunia (dengan bersekolah) dan ilmu akhgirat (dengan ke pesantren). Akhirnya ia setiap malam mengaji di pesantren samping desanya, biar tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, setiap pagi untuk pulang untuk angon wedos. Ia masih kebingungan memikirkan bagaimana agar bisa membaca, menulis, dan berhitung, mau sekolah aja nggak bisa, lalu ia minta diajarin emaknya, eh ternyata emaknya buta huruf dan berhitungpun emaknya nggak bisa, paling-paling diajak ngitung sapu lidi buatan emaknya sebagai pekerjaan sehari-hari.
Sekarang Budi menemukan titik terang, berkat kakinya yang jarang tersentuh air, idenyapun muncul, kaki akan digunakan sebagai buku sementara minta sapu lidi kepada emaknya untuk menulis di kakinya. Iapun mengikuti sekolah lewat jendela sekolahan, sekaligus ANGON WEDOS.
Mau tahu cerita selanjutnya…..???? hubungi mbah Khasan 13 Dhe
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, untuk persamaan nama dan tokoh maupun tempat itu hanyalah unsur ketidak sengajaan .

0 comments: