FILOSOFI HAROKAT DALAM I’ROB FAN NAHWU

Oleh: Gesit Budi Argo
Dalam ilmu nahwu “Dzommah” adalah salahsatu tanda dari tanda-tanda rafa’ secara lafdhiah kata dzommah berarti bersatu, sedang kata rafa’ berarti tinggi.maksudnya bila kita dapat bersatu dengan sesama dapat menjaga kesatuan dan persatuan, dapat mempererat tali ukhuwah islamiyah sesama mahluk Allah, bukan tidak mungkin kita akan menjadi umat yang tinggi (Rafa’), berderajat, umat yang terhormat, diantara bangsa – bangsa dan umat lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. :
‘’ Bersatulah  kalian pada tali (agama), Allah, dan janganlah kalian berpecah belah.” (Ali Imram : 103).
Sementara untuk mendapatkan derajat yang tinggi, harus memenuhi syarat, diantaranya adalah iman dan taqwa. Sebagaimana firman Allah Swt.
“ Janganlah kalian merasa hina dan sedih, padahal kamu tinggi jika kamu beriman.” (Ali Imron : 139)
Kesimpulan dari dzommah adalah ‘’BERSATU KITA TERHORMAT, BERPECAH BELAH ADALAH KERENDAHAN.”
Tanda kasroh dalam ilmu nahwu adalah salah satu tanda I’rob khofadh, secara harfiah kasroh bermakna pecah ataupun perpecahan. Sedangkan kata khofadh bermakna kerendahan atau kehinaan. Dengan demikian suatu umat akan mengalami kerendahan dan kehinaan . apabila mereka melakukan perpecahan, tidak bersatu dan tidak berukhuwah wajar saja bila para musuh melahap dengan lahapnya kekayaan kaum muslim disebabkan karene mereka tidak mau bersatu dan tidak mau menjaga persatuan, bagaikan serigala menyantap daging segar. Sungguh mengawatirkan…………!!!!!! Kita semua sebagai mahluk Allah yang muslim, islam, nahdhatul ulama’ , marilah kita berusaha untuk mempersatukan agama islam.
Agama suci sungguh allah akan mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian kepada kalian dan allah akan mencampakkan dalam diri kalian penyakit al-wahan. Sahabat berkata, apa penyakit al-wahan itu? Rasul menjawab;” cinta dunia dan takut mati.” Hal inilah yang diisaratkan oleh al-sonhaji bahwa penyebab segala isim (nama) menjadi mahfud( rendah dan hina ) adalah karena tunduk dan ikut-ikutkan terhadap huruf  khofad ( faktor kerendahan ). Atau dalam istilah nahwu lain isim menjadi majrul ( objek yang terseret-seret/ mengikuti arus ) karena disebabkan mengikuti huruf jer (faktor yang menyeret) karena itu, hendaknya umat islam selalu menjadi ikan hidup di tengah samudra. Meakipun air samudra terasa asin namun sang ikan hidup tetap tarasa tawar. Sebaliknya, jika umat ini bagaikan ikan mati, maka ia dapat        diperbuat apa saja sesuai keinginan orang lain, bila diberi garam ia akan menjadi ikan asin dan seterusnya.
BERUSAHALAH MAKA JALAN AKAN TERBUKA
Dalam kaidah ilmu nahwu, diantara tanda nasob adalah fatthah. Secara lafdziah, kata nasob bermakna bekerja dan berpayah-payah, sedang kata fathah bermakna terbuka. Dalam hal ini maka mereka yang mau bekerja dan berupaya serta berpayah-payah (nasob) dalam usaha, maka mereka akan mendapatka jalan yang terbuka (fathah). Sesulit apapun problem yang dihadapi, jika berusaha dan berpayah-payah untuk mengatasinya maka, Insya Allah akan menemukan jalan keluarnya.
KEPASTIAN AKAN MENIMBULKAN RASA TENANG
Jazm, identik dengan sukun bermkna ketenangan. Secara lafzdiah jazm bermakna kepastian, dan sukun bermakna ketenangan. Ini berarti bahwa kepastian (jazm) akan melahirkan ketenangan (sukun). Orang yang tidak mendapatkan kepastian daam suatu urusan biasanya akan merasakan kegelisahan. Sebagai contoh seorang remaja yang ingin melamar seorang gadis kemudian tidak tidak punya kepastian maka ia akan mengalami kegelisahan, demikian juga yang hidupnya sendiri ia tidak akan mendapatkan ketenangan. Oleh karena itu Allah SWT mengisyaratkan kita agar mempunyai teman pendamping dalam hidup ini agar mendapatkan ketenanagan. firmanNya yang artinya:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah ia menjadikan bagimu pasangan dari jenismu (manusia) agar kalian merasa tentram kepadanya”.
(Q.S Ar Rum: 21)   

0 comments: