AT-TAUHID

OLEH : luvky cRL_u
Setiap manusia, dengan menyadari kejadianya tentu mempunyai pengertian bahwa di dunia ada Dzat yang  Maha Esa yang mengaturnya, dan yang menciptakan seluruh isi yang berada di alam semesta ini.
Dzat yang Maha Kuasa itu bukanlah merupakan benda / jisim, tidaklah sesuatu yang melekat, tidak dapat dibatasi, dan tidak membutuhkan tempat. Tidak bisa ditemukan kecuali hanya dengan segala bekas-bekas ciptaaNYA yang benar-benar nyata.
Dengan melihat ciptaanya tentu saja sudah tidak menjadi keheranan antar manusia untuk dapat petunjuk, dengan menyadari apa yang sudah terjadi. Example : adanya tapak kaki kuda itu menunjukan bahwa ada kuda dan bekas telapak kaki di dalam adanya perjalanan. Maka langit yang mempunyai taburan bintang-bintang yang indah, dan bumi yang yang mempunyai beberapa jalan lalu-lintas mengapa dan betapa tidak hal tersebut menunjukan adanya Dzat yang Maha Mengatur lagi maha segalanya.Betul tidak…????
Dalam hal ini memang sangat sulit sekali untuk difahami, banyak sekali manusia tidak memikirkan tentang ciptaan-ciptaan Allah SWT, sebenarnya pada lembaran-lembaran kitab suci Al-qur’an  sudah sangat banyak dalil-dalil dan ayat yang cukup untuk menunujukan adanya ALLAH. Terkadang ada salah satu insan berkata : kalau tauhid itu merupakan suatu titah(kejadian semula) maka para manusia tentu tidak berbeda aqidah dan kepercayaannya dan tidak akan berbeda pula tuhan mereka. Tapi mengapa mereka mempunyai pendapat yang beraneka macam sehingga hampir tidak ada kesamaan dalam menentukan Tuhan mereka?
Tentang masalah ini akan saya jelaskan kepada anda bahwa timbulnya sangkaan seperti itu adalah karena watak manusia itu biasanya cenderung berpegang dengan kenyataan yang ditangkap dengan indra, dan mengingkari hal-hal yang tak ada gambaran dalam hatinya serta tak ada batasan yang membatasi. Diantara contoh dari masalah ini ialah apa yang dikisahkan oleh  Allah SWT. Tentang keadaan kaum ahli kitab yang ingkar; sebagaimana disebutkan dalam firmanNya
Artinya: "Ahli kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: “Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata”. Maka mereka disambar petir karena kedholimannya , dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma’afkan (mereka ) dari demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata”. ( Q.S Annisa’ : 153 )
Yang jelas bahwa sesuatu itu tak benar diingkari kecuali bila menurut dalil yang pasti telah menetapkan tidak adanya. Adapun adanya akal-fikiran itu tidak dapat menemukan kebenaran dan tidak mampu mengetahui secara menyeluruh, maka sungguh mengherankan bila orang yang berakal sehat menggunakan hal itu sebagai dalil meniadakan sesuatu.
 Yang lebih menherankan lagi yaitu kebanyakan orang yang menyamai ahli ilmu dalam abad sekarang ini, mereka berpegang dengan pendapat yang mengherankan pula, padahal demikian itu adalah merupakan tanda-tanda kebodohan dan ketololan.

0 comments: