makalah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
18:30
By
metrik
1 comments
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat pedesaan pada umumnya cenderung menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat kecenderungan ini, kebanyakan mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak pada masa prenatal, dimana masa prenatal ini –menurut banyak penelitian– adalah penentu dan pembentuk karakter dan tingkah laku anak sesudah lahir.
Masyarakat pedesaan pada umumnya cenderung menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat kecenderungan ini, kebanyakan mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak pada masa prenatal, dimana masa prenatal ini –menurut banyak penelitian– adalah penentu dan pembentuk karakter dan tingkah laku anak sesudah lahir.
Bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa yang masih memegang adat-istiadat kuno, masa prenatal sebenarnya banyak mendapat perhatian. Hal ini dapat dicontohkan dengan semisal anggapan bahwa, jika ayah atau ibu atau keduanya benci kepada seseorang, maka anaknya akan mirip orang yang dibenci tadi. Anggapan semacam ini masih dianggap takhayul dan belum bisa dinalar secara ilmiyah.
Islam adalah satu-satunya agama yang
memperhatikan masa prenatal. Hal ini bisa dibuktikan bahwa dalam kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits nabi terdapat isyarat-isyarat yang
mengindikasikan faktor genetika dan herediter, yang tidak ditemukan pada
kitab-kitab suci agama lain. Islam juga mengajarkan bagaimana cara mendapatkan
anak yang sholih sholihah dengan memperhatikan masa prenatal kelahiran.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang perlu dikaji dalam masalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal kelahiran, diantaranya:
Ada beberapa masalah yang perlu dikaji dalam masalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal kelahiran, diantaranya:
- Sejauh manakah pengaruh prenatal kelahiran bagi psikologi anak
- Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal kelahiran terhadap psikologi anak
- Apa saja yang harus dilakukan pada masa prenatal kelahiran agar bayi lahir sesuai dengan harapan.
C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan mengapa kita perlu mempelajari tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal, diantaranya adalah sebagai berikut :
Adapun beberapa tujuan mengapa kita perlu mempelajari tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan kesadaran akan pentingnya perhatian terhadap masa prenatal kelahiran.
- Mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal kelahiran dalam rangka membentuk karakter anak yang akan dilahirkan.
- Merencanakan kehidupan yang berkwalitas bagi anak pada khususnya, dan bagi kehidupan berkeluarga pada umumnya, baik di dunia dan di akhirat.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Fase-Fase Masa Prenatal
Kelahiran
Perkembangan masa prenatal atau prakelahiran dibagi ke dalam tiga fase utama: germinal, embryonis dan fetal. Dalam Al-Qur’an digambarkan keseluruhan fase prenatal sebagai berikut :
Perkembangan masa prenatal atau prakelahiran dibagi ke dalam tiga fase utama: germinal, embryonis dan fetal. Dalam Al-Qur’an digambarkan keseluruhan fase prenatal sebagai berikut :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ
سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي
قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ
مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)
“Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.” (Q.S. Al-Mukminun [23] : 12-14)
Berikut adalah penjelasan lebih
lanjut mengenai ketika periode prenatal tersebut:
1. Periode Germinal
Periode germinal adalah periode perkembangan prenatal yang berlangsung pada dua minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk.
Periode germinal adalah periode perkembangan prenatal yang berlangsung pada dua minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk.
2. Periode Embrionis
Periode embrionis adalah periode perkembangan masa prenatal atau prakelahiran yang terjadi dari dua hingga delapan minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ-organ mulai tampak.
Periode embrionis adalah periode perkembangan masa prenatal atau prakelahiran yang terjadi dari dua hingga delapan minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ-organ mulai tampak.
3. Periode fetal
Periode fetal adalah periode perkembangan masa prenatal atau prakelahiran yang mulai dua bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama tujuh bulan. Pertumbuhan dan perkembangan melanjutkan rangkaian dramatisnya selama periode ini. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira-kira tiga inci dan beratnya satu ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya.
Periode fetal adalah periode perkembangan masa prenatal atau prakelahiran yang mulai dua bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama tujuh bulan. Pertumbuhan dan perkembangan melanjutkan rangkaian dramatisnya selama periode ini. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira-kira tiga inci dan beratnya satu ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya.
Wajah, dahi, kelopak mata, hidung
dan dagu dapat dibedakan, demikian juga lengan bagian atas, lengan bagian bawah,
tangan, dan tungkai serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki-laki
atau perempuan. Pada akhir bulan keempat, janin tumbuh hingga lima setengah
inci dan bertanya hingg empat ons. Pada bagian ini, suatu percepatan
pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks prenatal atau prakelahiran
semakin kuat; gerakan-gerakan lengan dan kakau dapat dirasakan untuk pertama
kali oleh ibunya.
Pada akhir bulan kelima, panjang
janin kira-kira sepuluh hingga dua belas inci dan bertanya setengah hingga satu
pon. Struktur kulit sudah terbentuk, misalnya kuku jari kaki dan kuku jari
tangan. Janin semakin aktif yang memperlihatkan keinginan suatu posisi tertentu
di dalam kandungan.
Pada bulan akhir keenam, panjang
janin kira-kira empat belas inci dan bertanya naik setengah hingga satu pon
lagi. Mata dan kelopak mata benar-benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut
halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum
beraturan terjadi.
Pada bulan akhir ketujuh, panjang
janin empat belas hingga tujuh belas inci dan berat naik beberapa pon lagi
hingga bertanya sekarang dua setengah hingga tiga pon. Selama bulan kedelapan
dan kesembilan, janin bertumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi,
kira-kira delapan pon. Ketika lahir, rata-rata bayi amerika bertanya tujuh
hingga tujuh setengah pon dan tingginya sekitar 20 inci. Pada dua bulan
terakhir, lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem
organ seperti jantung dan ginjal berjalan.
B. Pengaruh Pranatal Bagi Keadaan Bayi
Sesudah Lahir
Jauh sebelum masa prenatal mendapat banyak perhatian para ahli psikologi perkembangan, kemudian muncul teori-teori untuk membentuk karakter dan memprogram tingkah laku anak selama dalam kandungan, sehingga anak lahir sesuai dengan keinginan, atau paling tidak bayi lahir dalam keadaan selamat dan tidak cacat secara fisik, para “orang tua” sudah terlebih dahulu memberikan kesaksian bahwa masa prenatal kelahiran adalah masa penting dan sangat berpengaruh bagi keselamatan, kepribadian, kondisi fisik dan kejiwaan bayi setelah ia dilahirkan. Para “orang tua” sangat menganjurkan ayah dan ibu untuk bersikap baik dan menghindari hal-hal yang terbilang buruk semasa ibu mengandung, seperti larangan bagi ayah atau ibu duduk atau berdiri di pintu, karena hal ini menurut mereka menyebabkan ibu sulit untuk melahirkan, dan masih banyak contoh yang lain. Walaupun hal ini belum dibuktikan secara ilmiyah, dan boleh saja disebut sebagai takhayul, namun hal ini bisa dijadikan bukti bahwa masa prenatal kelahiran adalah masa yang menentukan dan tidak bisa dianggap sepele, atau bahkan dianggap sebagai sesuatu yang tidak berpengaruh sama sekali bagi kondisi anak yang akan dilahirkan.
Jauh sebelum masa prenatal mendapat banyak perhatian para ahli psikologi perkembangan, kemudian muncul teori-teori untuk membentuk karakter dan memprogram tingkah laku anak selama dalam kandungan, sehingga anak lahir sesuai dengan keinginan, atau paling tidak bayi lahir dalam keadaan selamat dan tidak cacat secara fisik, para “orang tua” sudah terlebih dahulu memberikan kesaksian bahwa masa prenatal kelahiran adalah masa penting dan sangat berpengaruh bagi keselamatan, kepribadian, kondisi fisik dan kejiwaan bayi setelah ia dilahirkan. Para “orang tua” sangat menganjurkan ayah dan ibu untuk bersikap baik dan menghindari hal-hal yang terbilang buruk semasa ibu mengandung, seperti larangan bagi ayah atau ibu duduk atau berdiri di pintu, karena hal ini menurut mereka menyebabkan ibu sulit untuk melahirkan, dan masih banyak contoh yang lain. Walaupun hal ini belum dibuktikan secara ilmiyah, dan boleh saja disebut sebagai takhayul, namun hal ini bisa dijadikan bukti bahwa masa prenatal kelahiran adalah masa yang menentukan dan tidak bisa dianggap sepele, atau bahkan dianggap sebagai sesuatu yang tidak berpengaruh sama sekali bagi kondisi anak yang akan dilahirkan.
Islam sebagai agama rahmatan lil
alamin juga menganggap masa prenatal adalah masa yang memberikan pengaruh bagi
bayi yang akan dilahirkan. Salah satu contoh ada hadits Rasulullah SAW. dalam
kitab Mu’jamul Kabiir 1/117 disampaikan berdasar riwayat Imam Yahya bin Yahya,
dari Khalid bin Ma’dan bahwa Rasulullah bersabda: “Makanlah oleh kalian (wanita-wanita
yang sedang hamil) jambu safarjal karena dapat mempercantik anak.”
Perhatian sains terhadap masa
prenatal juga sangat besar. Penelitian empiris mengenai hal tersebut dapat
dilihat pada terbitnya majalah Pre and Perinatal Psychology Journal pada tahun
1986. Sebelumnya Joffe (1969) mempublikasikan hasil penelitiannya tentang
pengaruh masa prenatal yang dianggap sebagai hal yang sangat penting dalam
penelitian selanjutnya, meskipun dia menjadikan hewan sebagai obyek penelitian.
Terbitnya buku-buku psikologi dan
kesehatan tentang program pendidikan dan kesehatan anak semasa prenatal juga
menjadi bukti bahwa masa prenatal mempunyai pengaruh bagi perkembangan bayi
sesudah ia dilahirkan.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Prenatal
Para ahli psikologi perkembangan yang membahas mengenai perkembangan manusia selalu mengkaitkan istilah nature dan nurture. Dimana setiap perkembangan manusia dipengaruhi oleh interaksi dari kedua hal tersebut.
Para ahli psikologi perkembangan yang membahas mengenai perkembangan manusia selalu mengkaitkan istilah nature dan nurture. Dimana setiap perkembangan manusia dipengaruhi oleh interaksi dari kedua hal tersebut.
Konsep nature muncul dipengaruhi
oleh aliran filsafat barat yang dikemukakan oleh Jean Jacquess Rousseau (dalam
Stumpf, 1999). Ia menyatakan bahwa faktor-faktor alamiah mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia. Istilah nature mengandung pengertian
faktor-faktor alamiah yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama
keturunan, genetis dan herediter. Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh
faktor keturunan. Sifat-sifat, maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua
akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Bukan hanya yang bersifat
fisiologis seperti: berat badan, tinggi badan, warna kulit, rambut, jenis
penyakit, akan tetapi juga karakteritik psikologis yang menyangkut tipe,
kepribadian, kecerdasan, bakat, kreativitas, dan lain-lain.
Sedangkan konsep nurture dipengaruhi
oleh aliran filsafat empirisme yang dikemukakan oleh Jhon Locke. Melalui teori
tabula rasa, Locke mengatakan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci,
bagaikan kertas putih yang masih bersih, ia percaya bahwa baik dan buruknya
perkembangan hidup manusia tidak dilepaskan dari pengaruh lingkungannya.
Konsep nurture merupakan
faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan eksternal, seperti: pola asuh,
pendidikan, sosial budaya, media masa, status sosial ekonomi, agama, dan
sebagainya. Seorang individu akan berkembang menjadi orang dewasa yang baik,
mandiri, cerdas, dan bertanggung jawab, apabila ia berada dalam lingkungan
hidup yang mendukung perkembangan tersebut. Lingkungan hidup yang buruk akan
menyebabkan individu berkembang menjadi seorang pribadi yang tidak baik, bodoh,
jahat, dan sebagainya.
a. Genetis
Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena pengaruh genetika (keturunan). Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004).
Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena pengaruh genetika (keturunan). Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004).
Para ahli Psikologi perkembangan
(Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner, 1995; Haris &
Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu sangat
dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal
sebagai berikut :
1) Sifat- sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.
Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.
2) Intelegensi
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas (Stump, 2000).
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas (Stump, 2000).
3) Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif yang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang.
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif yang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang.
Selain dipengaruhi oleh faktor
interaksi dengan lingkingan hidupnya, kepribadian dipengaruhi pula oleh faktor
genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh
ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal
ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.
Gen yang terdapat di dalam nukleus
dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap
individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai hereditas.
DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi sifat-sifat
herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu
dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa
beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena
gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental
masih merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat
disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap
organisme tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli
psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi
inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.
Sifat-sifat emosionil seperti
perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan
dibandingkan dengan hereditas, yaitu:
- Jenis kelamin pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, pria mulai pada umur 12 tahun.
- Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.
- Keluarga tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek anggota keluarga lainnya tinggi.
- Umur kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.
b. Lingkungan
Lingkungan memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau negatif pada individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh positif bagi individu, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan cenderung memperburuk perkembangan individu.
Lingkungan memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau negatif pada individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh positif bagi individu, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan cenderung memperburuk perkembangan individu.
Seorang psikolog ekologis, Urie
Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2004) menyatakan bahwa
lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis dari yang
terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada
periode sensitif. Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh
memiliki periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai faktor eksternal tidak
hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga ketidaksempurnaan dari bayi yang
dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor eksternal atau lingkungan
dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses kelahiran. Agen
eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut dengan teratogen. Teratogen
adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agenlingkungan lain
yang dapat membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan
kerusakan fisik, kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain
teratogen, kondisi emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat
mempengaruhi kehamilan.
Karena itu, para ahli psikologis
maupun medis berusaha keras untuk mengatasi dan membantu perawatan pada wanita
hamil. Hal ini pun tak lepas dari peran dan tanggung jawab dari calon ayah dan
calon ibu untuk bekerja sama menjaga kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang sehat secara fisiologis maupun psikologis.
c. Interaksionisme antara Genetis
dan Lingkungan
Untuk mencari titik temu perbedaan yang mencolok dari dua pandangan diatas, maka para ahli kemudian memadukan keduanya, sehingga terjadilah interaksi. Perpaduan antara faktor genetis dan faktor lingkungan menyatakan bahwa perkembangan seseorang tidak akan maksimal kalau hanya mengadalkan salah satu faktor saja. Karena itu, keduanya harus digabungkan untuk mengupayakan maksimalisasi perkembangan seseorang. Faktor genetis harus ditopang dengan faktor lingkungan dan faktor lingkungan harus memperoleh dukungan faktor genetis, sehingga memungkinkan perkembangan yang baik dan normal baik fisiologis maupun psikologis.
Untuk mencari titik temu perbedaan yang mencolok dari dua pandangan diatas, maka para ahli kemudian memadukan keduanya, sehingga terjadilah interaksi. Perpaduan antara faktor genetis dan faktor lingkungan menyatakan bahwa perkembangan seseorang tidak akan maksimal kalau hanya mengadalkan salah satu faktor saja. Karena itu, keduanya harus digabungkan untuk mengupayakan maksimalisasi perkembangan seseorang. Faktor genetis harus ditopang dengan faktor lingkungan dan faktor lingkungan harus memperoleh dukungan faktor genetis, sehingga memungkinkan perkembangan yang baik dan normal baik fisiologis maupun psikologis.
D. Upaya Yang Seharusnya Dilakukan
Pada Masa Prenatal
Setiap keluarga tentu menginginkan anak-anak yang berkwalitas, dan tentunya anak-anak tersebut menjadi anak-anak yang shalih shalihah yang mampu memberikan kegembiraan kedua orang tua baik di dunia dan akhirat.
Setiap keluarga tentu menginginkan anak-anak yang berkwalitas, dan tentunya anak-anak tersebut menjadi anak-anak yang shalih shalihah yang mampu memberikan kegembiraan kedua orang tua baik di dunia dan akhirat.
Setelah diketahui, bahwa masa
prenatal adalah masa yang penting bagi perkembangan anak sesudah lahir, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal, maka ayah dan ibu
harus melakukan usaha-usaha pada masa prenatal, dengan tujuan anak yang akan
dilahirkan diharapkan menjadi anak yang baik secara fisik ataupun kejiwaan.
Upaya-upaya tersebut, secara ringkas diantaranya sebagai berikut:
- Menjaga Kesehatan Ibu Selama Hamil dan janin
- Berdoa agar proses kehamilan sampai melahirkan lancar, serta anak yang dilahirkan sesuai dengan harapan.
- Hendaknya ibu mengkonsumsi makanan-makanan yang memberikan pengaruh bagi perkembangan janin baik secara fisik, intelegensi, kepribadian dan kejiwaan
- Tidak terlalu sering mengkonsumsi bahan-bahan kimia
- Hindari stess dan ketegangan emosional
- Lakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat
- Menjaga hubungan baik dengan sesama makhluk hidup, baik manusia maupun binatang
- Jangan menentang nasihat orang lain terutama orang tua walaupun tidak sesuai dengan akal dan bersifat takhayul
BAB III
PENUTUP DAN KESIMPULAN
Masa prenatal merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan manusia. Proses pertumbuhan
dan perkembangannya dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara
sperma dan sel telur (ovum) yang akan menghasilkan benih manusia (zygote) yang
kemudian berkembang menjadi organism atau janin (embrio) sebagai calon manusia
yang dikenal sebagai fetus (bayi dalam kandungan). Pada umumnya, masa prenatal
berlangsung sekitar sembilan bulan atau 266 hari dan berakhir pada saat bayi
dilahirkan. Variasi individual memang sering terjadi, ada yang lahir lebih awal
(premature) dari waktu tersebut dan ada pula yang lebih lambat (late mature),
tergantung pada kondisinya masing-masing.
Ada tiga faktor dominan yang
mempengaruhi proses perkembangan pada masa prenatal, yaitu faktor pembawaan
(heredity) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses
perkembangan, dan faktor waktu (time) yang merupakan saat-saat tibanya masa
peka atau kematangan (maturation).
Masa prenatal merupakan masa yang
harus mendapat perhatian serius, karena apapun yang terjadi pada masa ini, baik
positif maupun negative, akan berpengaruh pada tahap-tahap perkembangan
selanjutnya. Setiap kondisi yang tidak baik akan membawa dampak buruk bagi
pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Oleh sebab itu, berbagai cara
dan upaya dilakukan oleh para ahli psikologi perkembangan dan para ahli medis
agar proses pertumbuhan dan perkembangan masa kehamilan berjalan dengan baik
dan lancar. Namun, upaya ini tidak akan maksimal tanpa adanya kerjasama dari
calon ayah dan calon ibu.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.alquran-indonesia.com
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Monks, F.J. Prof. Dr, Knoers A.M.P, Prof. Dr. dan Haditono, Siti Rahayu; Psikolofi Perkembangan, Yogjakarta, Gadjah Mada University Press, Cetakan ke-16 tahun 2006
Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta: Refika Aditama.
http://fithgallagher.wordpress.com/2010/09/30/karakteristik-perkembangan-masa-prenatal/
http://mediaaula.blogspot.com/2011_07_01_archive.html
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Monks, F.J. Prof. Dr, Knoers A.M.P, Prof. Dr. dan Haditono, Siti Rahayu; Psikolofi Perkembangan, Yogjakarta, Gadjah Mada University Press, Cetakan ke-16 tahun 2006
Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta: Refika Aditama.
http://fithgallagher.wordpress.com/2010/09/30/karakteristik-perkembangan-masa-prenatal/
http://mediaaula.blogspot.com/2011_07_01_archive.html
BERITA PALING SPEKTAKULER ABAD INI. HANYA DENGAN INSTAL SOFWARE BISA DAPAT UANG JUTAAN RUPIAH SETIAP HARI.
ReplyDeleteANDA AKAN KAYA DALAM SEKEJAP HANYA DENGAN MENGINSTAL SOFTWARE PENAMBAH SALDO REKENING OTOMATIS INI.keuntungan bersih mulai Rp.350.000 sampai Rp.1.000.000 (satu juta Rupiah ) setiap harinya bahkan bisa jauh melebihi nominal itu fantastis bukan ?,JANGAN SAMPAI ANDA LEWATKAN KESEMPATAN UNTUK MERUBAH KEUANGAN ANDA MENUJU TARAF JUTAWAN saya sudah membuktikanya dan saatnya anda buktikan sendiri keampuhan dan DAHSYATNYA SOFTWARE ini. Download segera buka & klik disini